Senin, 29 April 2013

ilmuwan islam paling berpengaruh

1. Al Khawarizmi - Persia

Ilmuwan islam yang paling berpengaruh pertama adalah Al Khawarizmi.Seorang ahli matematika, astronomi, astrologi dan geografi yang berasal dari persia. Hampir sepanjang hidupnya ia bekerja sebagai dosen di sekolah kehormatan di Baghdad. Buku pertamanya adalah Al Jabar. Buku pertama yang membahas solusi sistematik dan linear, dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Al Jabar.

Selain itu juga banyak lagi ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dalam bidang matematika. Serta menghasilkan konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

2. Ibnu Sina - Bukhara

Abu Ali Hussein bin Abdillah bin Hassan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Avicenna. Menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantik dan matematika dengan berbagai cabangnya, merupakan Ilmuwan Islam yang paling berpengaruh selanjutnya. Semasa hidupnya Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab, diantara buku buku dari salah yang ditulis, Kitab Al Syifa dalam filsafah dan Al qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang masa. Yang membahasa ilmu filsafah, mantik, matematika, ilmu alam dan ilahi hayat. Mantik Al Syifa saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantik islami.

Sementara kitab Al qanun saat ini menjadi rujukan utama dan paling otentik dalam ilmu kedokteran. Selain itu Ibnu Sina juga mengembangkan ilmu Karya Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan pengertian masalah ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia.

3. Jabir Ibnu Hayyan - Irak

Seorang tokoh besar yang dikenal sebagai The Father of Modern Chemistry atau Bapak Kimia, Jabir Ibnu Hayyan menjadi Ilmuwan Islam yang paling berpengaruh selanjutnya. Jabir Ibnu Hayyan merupakan seorang yang ahli dalam bidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Jabir Ibnu Hayyan lah yang menemukan Asam Klorida, Asam Nitrat, Asam Sitrat, Asam Asetat, Teknik Distilasi dan Teknik Kristalisasi.

Selain itu juga Jabir Ibnu Hayyan menemukan larutan aqua regia, yaitu dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat, untuk melarutkan emas. Jabir Ibnu Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dan Jabir Ibnu Hayyan jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

4. Al Biruni - Persia

Selanjutnya adalah ilmuwan Al Biruni. Sosok dan peran ilmuwan bernama lengkap Abu Rayhan Muhammad Ibnu Ahmad Al Biruni ini sangat spektakuler. Ia mampu memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan humaniora secara konprehensif dan integral. Tak hanya menguasai beragam ilmu seperti fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran serta filsafat. Al Biruni juga turut memberikan kontribusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu.

Dan selain menguasai berbagai ilmu pengetahuan, Al Biruni juga fasih sederet bahasa, di antaranya bahasa arab, turki, persia, sansekerta, yahudi dan suriah.

5. Abu Al Zahrawi - Spanyol

Berlanjut ke ilmuwan Abu Al Zahrawi. Abu Al Zahrawi adalah seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuwan yang berasal dari Andalusia, Spanyol. Dia juga merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips. Selain itu salah satu karya fenomenalnya merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab yang berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi, yang kini telah diterjemahakan ke beberapa bahasa. Kitabnya mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah tersebut menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai universitas di seluruh dunia. Dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya telah masuk kedalam kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.

6. Ibnu Haitham - Irak
dari wikipedia.org
Sejarah optik mencatat, ibnu haitham sebagai bapak ilmu optik yang mengurai bagaimana kerja mata 'mencerna' penampakan suatu obyek. Nama lengkap ilmuwan ini adalah Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham. Ia adalah seorang ilmuwan islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.

Beberapa buah bukunya mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan kedalam bahasa inggris. Di antaranya adalah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Dalam kajiannya beliau juga berjaya menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.

7. Ar-Razi - Iran

Dan ilmuwan islam yang paling berpengaruh yang terakhir adalah Ar-Razi atau dikenal sebagai Rhazes,  merupakan salah seorang pakar sains Iran yang telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam islam.

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di baghdad, Ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Ia juga menemukan Alergi asma, dan ia pun merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar